Assalamu’alaikum, setelah jeda selama beberapa bulan karena kesibukan di dunia nyata, akhirnya ada waktu lagi untuk bikin postingan baru. Nah kali ini tema nya masih tentang kelistrikan, yakni bagaimana caranya kita bisa melakukan pemasangan atau instalasi listrik sendiri di rumah, baik rumah baru maupun modifikasi yang sudah ada.
Baca juga : Perbedaan listrik 1 phase dan 3 phase
Bagi kita yang awam, biasanya akan agak takut pada hal-hal yang berbau kelistrikan, ya terlepas dari manfaatnya yang vital dalam kehidupan sehari-hari, listrik memang dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya, makanya kadang orang-orang gak mau pusing ataupun mengambil resiko untuk memasang instalasi listrik sendiri, alias lebih memilih memanggil saja petugas PLN atau tukang listrik yang biasa melakukan instalasi lisrik di wilayah setempat.
Baca juga : Berapa daya kWh meter untuk AC 1/2, 3/4, 1 dan 2 PK?
Tapi sebenanrya kalau kita fikir-fikir lagi, listrik di rumah bisa kita pasang sendiri, dengan tangan kita sendiri, tentunya jika dilakukan dengan ilmu dan cara yang benar. Tapi kalau masih ragu, silahkan buka PUIL untuk mempelajari lebih dalam.
KEPERLUAN-KEPERLUAN SAAT INSTALASI LISTRIK
- Rumah / Bangunan yang hendak dibuatkan instalasi listrik.
- Sumber listrik dari PLN (kWh Meter) atau sumber listrik lainnya (Genset, dll)
- Tools / Alat kerja (Tang Kombinasi, Test pen, Obeng kombinasi, Electric Tape / Isolasi, Cutter, dll)
- Komponen-komponen listrik yang hendak kita pasang seperti,
- MCB 1 phase + Box nya
- T Dus untuk percabangan
- Pipa Conduit + Fitting
- Kabel (NYA, NYY, dll)
- Switch / Sakelar
- Stop kontak
- Lampu-lampu + fitting sesuai kebutuhan
- Peralatan pendukung lainnya (Body harness, Paku, Palu, Tangga,dll)
- Proses Instalasi listrik
Baca juga : Penyebab peralatan elektronik nyetrum saat disentuh
Rumah / Bangunan
Yang pertama tentu Rumah / bangunan yang mau kita instal listrik di dalamnya. Sebaiknya kita punya detil layout ruangan sebuah rumah atau bangunan agar memudahkan kita dalam mendisain instalasi nantinya akan seperti apa.
Gambar 1 : Tampak Depan |
Gambar 2 : tampak Atas 1 |
Pada contoh bangunan rumah di atas, terdapat 8 ruangan yang terdiri dari :
- Ruang Tamu
- Ruang Keluarga
- Kamar tidur 1
- bathroom untuk kamar tidur 1
- Kamar tidur 3
- Kamar tidur 4
- Bathroom umum
- Dapur
Anggap rumah di atas adalah rumah kita. Jika kita perhatikan setiap ruangan pada rumah di atas, kita bisa berimajinasi mengenai apa saja yang kita butuhkan nantinya di setiap ruangan tersebut. Kita ambil contoh pada ruangan nomor 3. Dari persfektif kita, kira-kira peralatan-peralatan listrik apakah yang harusnya ada di ruangan no 3?
Baca juga : Bagaimana sih listrik dihasilkan dan bisa sampai di rumah kita?
- Lampu penerangan (Sudah pasti)
- Air conditioner (Jika anda adalah orang menengah ke atas)
- Kipas angin (Jika anda seperti saya)
- Televisi
- Komputer / PC (Jika anda orang kantoran yang sibuk)
- Smartphone
- dll
Begitupun dengan ke 7 ruangan lainnya. Berdasarkan sudut pandang kita sebagai pemilik rumah, kira-kira beban listrik apa saja yang harusnya berada di ruangan tersebut.
Baca juga : Biaya dan cara tambah daya PLN terbaru
- Kulkas/Freezer
- Kompor listrik
- Lampu penerangan
- Electric Mixer
- Blender
- Oven
- dll
Nah, ke 6 ruangan lainnya coba anda imajinasikan sendiri mau menaruh beban/peralatan listrik apa saja di situ. Jika sudah, mari kita lanjutkan.
Setelah kita mengetahui peralatan-peralatan listrik apa saja yang berada di semua ruangan di atas, maka langkah selanjutnya adalah mengakumulasikan / menjumlahkan total daya/beban yang diperlukan di semua ruangan (rumah tersebut). Total daya tersebut nantinya akan kita gunakan sebagai dasar pertimbangan pembelian kWh Meter atau pun sumber listrik lainnya seperti Genset, Solar panel, dll.
Berikut adalah contoh total beban listrik maksimum yang berada di setiap ruangan pada rumah di atas. Agar lebih sederhana, saya tampilkan dalam bentuk tabel.
Tabel 1 : Contoh rincian dan total beban 1 rumah |
Dari tabel di atas, bisa kita lihat bahwa dengan “Beban imajinasi” yang kita estimasikan, total daya seluruh ruangan (Bukan di luar ruangan), adalah 7399 Watt (7.3 kW). Sebagaimana yang saya katakan di atas, bahwa ini adalah beban maksimum, artinya kita akan menggunakan daya sekian besar hanya pada saat kita menyalakan semua peralatan listrik yang ada di dalam rumah kita, meski pada kenyataannya kita tidak selalu / jarang sekali menggunakan semua peralatan listrik yang ada di rumah kita secara bersamaan. Tapi kita tetap harus menyediakan Sumber daya listrik yang sesuai dengan kebutuhan beban maksimum kita untuk jaga-jaga agar ketika semua peralatan listrik kita gunakan, meteran kita tidak jegleg (Trip).
Baca juga : Cek, begini cara menghehemat listrik yang benar!
Sumber Listrik PLN / Sumber Lainnya
Baik, begini. Biasanya, di papan pengumuman PLN, kapasitas daya listrik yang dijual PLN ke konsumen disebutkan dalam satuan VA (Volt Ampere), bukan dalam satuan Watt / kilo Watt.
Lantas bagaimana dong?
Gini, dalam dunia kelitrikan, dikenal 3 macam daya listrik, yakni :
1. Daya aktif (P)
2. Daya semu (S)
3. Daya reaktif (Q)
Penjelasan :
- Daya aktif adalah daya yang digunakan untuk melakukan energi yang sebenanrya, satuannya Watt. Daya ini lah yang kita jelaskan pada tabel di atas, yang akan menyalakan lampu, TV, heater, dll. Rumus / Persamaanya untuk memperoleh daya aktif ini adalah sebagai berikut : ( P = V.I Cos Phi)
- Daya semu adalah daya yang disediakan oleh PLN, dan belum disalurkan ke beban. Faktor daya masih ideal = 1, Persamaanya sebagai berikut : ( S = V.I )
- Daya Reaktif adalah daya yang digunakan untuk membangkitkan medan magnetik pada beban-beban induktif, contoh nya motor. Persamaanya sebagai berikut : ( Q = V.I Sin Phi).
Keterangan :
P = Daya aktif (Watt)
S = Daya semu (VA)
Q = Daya reaktif (Var)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus listrik (Ampere)
Nah, daya dalam satuan VA yang disediakan oleh PLN adalah daya Semu, atau yang bersifat semu alias belum digunakan untuk menggerakan atau mengaktifkan beban listrik karena faktor daya masih dianggap ideal atau bernilai satu. Cosphi = 1.
Contoh :
Pembahasan :
Diketahui :
- Voltage / Tegangan 1 phase PLN : 220 VAC
- Daya Total pak Heri : 7399 Watt
- Cos phi / Faktor Daya PLN : 0.9
- Arus yang dibutuhkan : ?
Jawab :
Pada contoh soal di atas, kita sudah mendapatkan jawaban kebutuhan arus listrik maksimal yang dibutuhkan pak Heri yakni sebesar 37.4 Ampere. Dengan nilai ini, kita bisa dengan mudah mengetahui berapa kebutuhan daya kWh meter kita sesuai list dari PLN.
Caranya adalah sebagai berikut :
Maka, total daya yang kita butuhkan dari PLN adalah 8.228 VA. Nilai ini sudah bisa kita bawa ke kantor PLN terdekat untuk dijadikan acuan pembelian kWh meter. Sebagai referensi, berikut tabel daya listrik yang disediakan oleh PLN.
Baca juga : Apakah kapasitor dapat menghemat listrik di rumah kita?
Tabel 2 : Besaran daya PLN ke konsumen |
Pada tabel daya di atas, bisa kita pastikan bahwa dalam list tersebut PLN tidak menyediakan kWh meter dengan daya yang persis sama dengan total beban yang ada dalam rumah pak Heri. Jadi, bagaimana cara memilih daya agar sesuai dengan kebutuhan rumah tersebut?
Perhatikan tabel di bawah ini,
Tabel 3 : Memilih besaran daya PLN ke konsumen |
Kalo kita perhatikan tabel yang saya marking merah, total daya pada rumah pak Heri terdapat pada pilihan daya antara no 8 dan no 9, dan juga pada no 14 dan 15. Tabel ini tentunya sudah baku dan kita tidak bisa meminta pihak PLN untuk menyediakan daya yang sama persis dengan total daya yang ada dalam rumah kita.
Jadi bagaimana?. Pilihannya adalah membeli yang di atas kebutuhan daya maksimal atau di sedikit di bawah daya maksimal yang kita butuhkan. Keputusan ada di tangan kita.
Jika kita ingin aman, dalam artian meskipun semua beban listrik yang ada dalam rumah kita menyala semua, dan jika kita ada kemungkinan untuk menambah peralatan listrik lagi di masa yang akan datang, agar kWh meter kita tidak akan trip / jegleg, maka kita pilih yang di atas 8828 VA.
Tapi jika kita merasa bahwa toh kita juga tidak akan menyalakan semua beban listrik secara bersamaan, maka silahkan pilih yang sedikit di bawah nya. Pilihan ada di tangan kita sebagai pemakai
Lalu, apa perbedaan antara marking merah bagian atas (8 & 9) dengan marking merah bagian bawah (14 & 15)? Ini hanya tentang jumlah phase yang nantinya akan masuk ke rumah kita.
Coba perhatikan pada kolom ke 3 (Pembatasan MCB), kita akan menemukan bahwa marking merah yang pertama (8 & 9) tertulis 1×35 dan 1×50. Artinya, jika kita memilih pilihan daya ini maka PLN akan menyalurkan daya listrik ke rumah kita hanya 1 phase saja dengan besar arus maksimal pada MCB kWh meter adalah 35 dan 50 ampere. Juga nantinya hanya ada 2 utas kabel yang akan masuk ke kWh meter kita, yang terdiri dari phase dan netral.
Lalu, mana yang lebih baik?
Baca juga : Cara membuat panel kontrol pompa sumur bor
Kalau masalah mana yang lebih baik, akan kita bahas pada artikel yang terpisah ya.. hehe
Tools atau Alat Kerja yang dibutuhkan
3.1 Tang Kombinasi
Gambar 4 : Tang kombinasi |
3.2 Test pen
Gambar 5 : Tespen standard |
3.3 Obeng kombinasi
Gambar 6 : Obeng kombinasi / ganda |
3.4 Electrical tape / isolasi kabel
Gambar 7 : Electrical Tape |
3.5 Cutter / Silet
Gambar 8 : Cutter / Silet |
Komonen-komponen instalasi
4.1 MCB 1 phase + Box nya
Gambar 9 : MCB 6A, single phase with Box |
4.2 T Dus
Gambar 10 : T-Dus |
4.3 Pipa Conduit dan fitting-fitting nya
Gambar 11 : Pipa Conduit Kabel |
4.4 Kabel
Tabel 4 : Tabel KHA SPLN |
Pada tabel di atas, kita ambil contoh untuk kabel dengan luas penampang 1.5 mm. Arus maksimum yang boleh mengalir secara terus menerus pada kabel tersebut sebesar 18 Ampere. Artinya jika sudah sama dengan atau lebih dari 18 Ampere, maka kabel 1.5 mm tersebut bisa saja sangat panas bahkan terbakar. Adapaun pengenal gawai proteksi seperti MCB, fuse/sekring, MCCB, ELCB dll. Adalah maksimum 10 Ampere. Artinya, jika rumah kita menggunakan instalasi dengan kabel 1.5 mm, maka MCB yang kita gunakan baik di kWh meter maupun di dalam rumah harus maksimum 10 Ampere. Ini untuk memastikan agar kabel kita jangan sampai panas yang mengakibatkan bahaya kebakaran.
Meski pada akhirnya kita tidak bisa hanya berpatokan pada KHA di atas karena hal ini juga sangat tergantung dengan media tempat kabel tersebut berada. Misalnya KHA kabel 1.5 mm yang ditarik di udara bisa berbeda dengan jika kabel tersebut berada di tanah (underground).
4.5 Switch / Sakelar
Komponen selanjutnya adalah Switch. Untuk kalangan awam, kata switch tentu tidak populer. Kita biasa menyebutnya dengan istilah sakelar. Fungsi switch sangatlah vital. Komponen 1 ini berguna untuk menyambung dan memutuskan aliran arus listrik dengan mudah. Kita bisa menghidupkan dan mematikan lampu-lampu di rumah kita karena bantuan dari switch ini. Berikut contoh gambarnya.
Gambar 12 : Sakelar Tunggal |
4.6 Stop Kontak
Pada dasarnya, Stop kontak memiliki fungsi yang sama dengan switch, tapi pada penggunaan yang berbeda. switch memutus aliran daya ke beban-beban yang butuh dihidupkan dan dimatikan secara cepat dan mudah (contoh lampu), dan biasanya hanya dilewati oleh phase saja atau netral saja, sedangkan kalau stop kontak digunakan sebagai sumber untuk peralatan-peralatan elektronik yang membutuhkan daya 1 phase untuk menghidupkannya, contoh TV, Radio, Kulkas, Charge HP, Setrika, Rice Cooker, dll.
Gambar 13 : Stop kontak dinding |
Gambar 14 : Stop kontak portable |
Kalau kita perhatikan ke dua gambar di atas, kita melihat 2 buah stop kontak dengan model yang berbeda. Stop kontak yang pertama (Stop kontak dinding) adalah stop kontak yang bersifat fixed instalation (tetap). Posisinya biasanya nempel di dinding dan berdekatan dengan sakelar.
4.7 Lampu-lanpu + Fitting
Terakhir adalah lampu-lampu. Membuat instalasi tanpa adanya lampu tentu adalah hal yang tidak masuk akal. Lampu menajdi bagian paling penting dari seluruh peralatan elektronik yang harus ada dalam rumah kita. kecuali anda adalah burung hantu yang suka beraktivitas dalam kegelapan haha.
Ada banyak jenis dan model lampu yang umum dipakai di indonesia. Pemilihannya sangat terserah kepada kita sebagai pemilik rumah, dengan catatan sesuai dengan kebutuhan dan daya yang kita miliki di rumah. Di zaman yang makin maju, opsi lampu-lampu semakin beragam, namun arahnya lebih ke lampu hemat energi (LED). Lampu halogen cenderung ditinggalkan karena sifat dasarnya yang memang boros daya. Lampu LED dan halogen tentu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Akan tetapi yang saya perhatikan, orang-orang zaman modern cenderung lebih memilih sesuatu yang lebih ekonomis (hemat).
Gambar 15 : Lampu LED model bohlamp |
Gambar 16 : Lampu LED TL |
Gambar 17 : Fitting Standard |
4.8 Peralatan pendukung lainnya (Safety belt, Paku, Palu, Tangga, dll)
Proses Instalasi Listrik
Gambar 18 : Denah Rumah contoh |
Setelah layout rumah pak Heri pada gambar 18 di atas kita sederhanakan kemudian lengkap dengan design single line instalasi kelistrikannya, maka gambar layout di atas akan menjadi seperti ini.
Gambar 19 : Denah rumah lengkap dengan Instalasi listrik |
Berikut ini tabel keterangan untuk Symbol-symbol pada instalasi di atas.
Tabel 5 : Keterangan Symbol Instalasi |
Baiklah, mari kita lihat gambar instalasi pada gambar 19. Saya marking per bagian instalasi agar kita lebih mudah memahaminya. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 20 : Detil Rangkaian Instalasi |
5.1 MARKING A
Gambar 21 : Koneksi input dan output pada kWh meter prabayar |
Jadi, sesuai keterangan warna kabel pada tabel 5, kabel yang masuk ke rumah pak Heri setelah kWh meter 7700 VA sejumlah 3 utas kabel NYA dengan ukuran 3×6 mm. Yang mana, kabel warna biru adala sebagai kabel Phase/Line (kabel yang dialiri arus listrik/bertegangan), Warna hitam adalah Neutral (bagian yang tidak bertegangan), dan warna kuning adalah Grounding PE. Fungsi grounding adalah sebagai proteksi peralatan elektronik baik saat terjadi kebocoran arus maupun saat terjadi petir.
Sedangkan kabel dari PLN terdiri dari 2 utas kabel twisted warna hitam. Phase nya ditandai dengan sebuah garis timbul pada kabelnya, sedangkan neutral biasanya polos.
5.2 MARKING B
Selanjutnya kita perhatikan gambar pada marking B. Di situ terdiri dari sebuah sakelar tunggal, 1 buah stop kontak dan 1 buah lampu. Coba perhatikan lagi tabel 1 di atas. Pada ruangan ini, terdapat lampu dengan besar daya 32 Watt dan telepone 10 Watt. Itu artinya, lampu yang terdapat pada ruangan ini besarnya adalah 32 watt, dan stop kontak tersebut akan digunakan oleh pak Heri sebagai sumber untuk telepone 10 Watt nya. Secara fisik, berikut cara kita memasang/mengkonek kabel pada sakelar dan stop kontak tersebut.
Gambar 22 : Koneksi kabel Stop kontak dan sakelar yang berdampingan |
5.3 MARKING C
5.4 MARKING D
5.5 MARKING E
Gambar 23 : Koneksi sakelar tunggal tanpa stop kontak |
5.6 MARKING F
Gambar 22 : Koneksi kabel Stop kontak dan sakelar yang terpisah |
Sama dengan marking E, hanya terdiri dari dari 1 buah sakelar dan lampu.
Sama dengan marking E, hanya terdiri dari dari 1 buah sakelar dan lampu.
Sama dengan marking E, hanya terdiri dari dari 1 buah sakelar dan lampu.
5.10 MARKING J
Sama dengan marking B dengan jumlah beban yang sesuai dengan tabel no 1 di atas.
Demikian artikel kali ini tentang cara pasang listrik sendiri di rumah. Semoga bermanfaat!
Assalamuallaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Wira. Bang, saya mau tanya nih. Apakah bisa menggunakan Kabel Twist 10mm untuk mengalirkan listrik dari instalasi listrik rumah ke instlasi listrik untuk lampu taman? Jadi maksud saya begini, digunakan sebuah kabel Twist 10mm untuk kelistrikan lampu taman yang mana kabel Twist 10mm tersebut disambungkan ke kabel lisrik instalasi rumah. Apakah bisa bang?
Wa'alaikumussalam wir,, sory tlat bls hep. Twisted 10 mm buat lampu taman, ambil dari dalam rumah, bisa lah, knp gk.
Cuman yg perlu diperhatikan, kabel twisted kan AL ya, sdangkan kabel stelah KWH meter, yg masuk ke dalam rumah kita biasanya tembaga NYA.
Usahakan pake MCB, jangan langsung ktmu kondukor tembaga dan aluminium. Pngalaman saya, aluminium langsung joint dengan tembaga kurang bagus.
Saran saya gni. Joint kabel NYA (luas penampang sesuaikan dengan beban di taman), dari main line stelah kwh meter. Kemudian kabel joint an tsb masuk ke MCB incoming, baru dah konek kabel twisted nya di outgoinh mcb.
Kalau pakai MCB berarti bisa ya bang. Terus untuk negatif kabel twist gimana bang? Sambung pungtir langsung ya ke kabel NYA?
Kalau pakai MCB berarti bisa ya bang? Terus untuk negatif kabel twist gimana bang? Sambung puntir langsung ya ke kabel NYA? Gak perlu pakai MCB juga kan?
Kalau pakai MCB berarti bisa ya bang? Terus untuk negatif kabel twist gimana bang? Sambung puntir langsung ya ke kabel NYA? Gak perlu pakai MCB juga kan?
Iya bis. Netral nya sambung langsung gk papa, sambung yg bagus. Tpi kalo mau lebih bagus, pake MCB 3 phase, supaya netralnya jg bsa lewat mcb