Apa itu relay proteksi dan bagaimana cara kerjanya?. – Salah 1 komponen proteksi yang sangat penting dalam dunia kelistrikan adalah relay proteksi. Bagi para panel maker, komponen yang 1 ini adalah komponen yang harus ada pada sistem kontrol yang akan dibuat. Khususnya pada panel-panel kontrol yang dibuat untuk tujuan menyalakan beban-beban listrik 3 phase seperti motor listrik 3 phase dll.
Baca juga : Apa itu TOR (thermal overload relay) dan bagaimana cara kerjanya?
Apa itu relay proteksi?
Relay proteksi adalah salah satu komponen dalam sistem kontrol yang berfungsi untuk mengamankan sistem/beban listrik dari kerusakan akibat adanya gangguan-gangguan sistem seperti:
- Under voltage (jatuh tegangan),
- Over voltage (tegangan lebih),
- Voltage unballance (tegangan tidak imbang),
- Phase failure (phase hilang),
- Phase sequence (urutan phase terbalik)
Penjelasan sederhananya adalah jika terjadi gangguan-gangguan sistem kelistrikan seperti 5 point di atas, maka relay proteksi akan bekerja mematikan seluruh rangkaian kontrol pada panel sehingga tidak bisa dioperasikan lagi. Dengan begini, sistem maupun beban listrik akan terhindar dari kerusakan.
Pada artikel kali ini kita akan menggunakan relay proteksi merk CHINT ELECTRIC, NJYB3-04 sebagai contoh. Wujud fisiknya seperti gambar di bawah ini.
Terdiri dari 6 buah terminal input dan 6 buah terminal output yang penjelasannya bisa ditemukan pada penjelasan berikut.
Cara kerja Relay Proteksi
Cara kerja komponen ini sebenanrya sederhana. Seperti yang disebutkan di atas, jika terjadi gangguan-gangguan pada sistem kelistrikan seperti over voltage, under voltage, voltage unballance dll, maka relay proteksi ini akan akan bekerja mematikan seluruh rangkaian kotrol pada sistem.
Dalam kondisi normal, yakni saat kondisi relay proteksi ON dan tidak terdapat gangguan apapaun pada sistem, maka posisi switch kontrol pada relay akan berada pada kondisi NO (normally open). Adapun saat sumber listrik 3 phase OFF, atau saat terdapat gangguan, maka posisi switch kontrol pada komponen ini akan kembali ke posisi NC (normally close).
Karena relay proteksi ini bisa dikatakan sebagai induk nya rangkaian kontrol setelah tombol emergency, maka ketika komponen ini bekerja, yakni saat posisi switch berpindah dari NO ke NC, maka rangkaian kontrol pada sebuah panel suply tidak akan bekerja.
Perhatikan wiring diagram berikut.
Keterangan:
L2: Sumber phase S
L3: Sumber phase T
11: Incoming
12: NC
14: NO
KM: Magnetic contactor
Pada wiring diagram di atas terlihat bahwa sumber listrik 3 phase L1, L2,dan L3 menjadi inputan pada relay proteksi.
Kita juga melihat bahwa koil kontaktor yang digunakan adalah koil 3 phase (380 – 400 Volt), karena sumber yang digunakan berasal dari L1 dan L3, tanpa adanya netral.
Ketika sumber 3 phase ON dan berada pada kondisi normal, maka switch control pada relay ini akan memberikan catu daya menuju KM (kontaktor) melalui terminal 14 dan 11, kemudian kembali menuju sumber L3 sehingga kontaktor ON dan rangkaian kontrol berada pada posisi siap dioperasikan.
Saat terjadi gangguan sistem (jatuh tegangan, sumber phase hilang, dll), maka switch control pada terminal 11 akan kembali ke posisi terminal 12 (NC) sehingga rangkaian kontrol OFF. Pada kondisi ini, rangkaian kontrol berada pada posisi trouble (tidak bisa digunakan).
Relay proteksi ini akan bekerja dengan cara yang sama untuk semua jenis gangguan sebagaimana disebutkan pada 5 point penjelasan di atas.
Baiklah, sekian penjelasan tentang phase failure relay. Jika ada yang kurang jelas, bisa ditanyakan pada kolom komentar di bawah.
Jika anda menganggap arikel ini bermanfaat, mohon bantu dishare ke yang lain ya, Terimakasih…