Istilah kavitasi memang sangat tidak populer di kalangan awam, tapi sebenanrnya, masalah kavitasi ini bisa atau bahkan sering terjadi pada pompa air yang kita miliki.
Lantas apa itu kavitasi dan apa akibatnya jika terjadi pada pompa air kita?
Baca juga : Pompa air lemah, debit air keluar kecil? Ini penyebab dan solusinya
Pengertian Kavitasi
Kavitasi adalah fenomena di mana zat cair yang mengalir pada sebuah pompa mengalami penguapan disebabkan terjadi penurunan tekanan di bawah tekanan uap jenuhnya. Ngerti gak maksudnya? Hee
Jadi, bahasa di atas adalah bahasa akademis nya. Mungkin terlihat terlalu teoritis bagi kita-kita yang tak pernah belajar khusus tentang pompa di bangku sekolah.
Agar lebih sederhana, perhatikan gambar berikut.
Ini adalah pompa centrifugal. Pada gambar, terlihat jalur suction (Input) pompa merupakan sisi yang bertekanan rendah. Tanda panah vertikal ke atas menunjukan sisi discharger (Output) pompa sebagai sisi yang bertekanan tinggi.
Sedangkan panah berwarna merah adalah impeler berputar yang dipenuhi air bergelembung. Gelembung air tersebut disebabkan karena air pada impeler pompa tersebut menguap atau mendidih. Kenapa bisa menguap, kan air dingin?
Thats it!
Di sinilah pokok pembicaraan tentang kavitasi. Saat belajar fisika, kita dijelaskan bahwa tekanan uap jenuh air adalah 1 atm (1 bar) pada temperatur 100 derajat celcius. Artinya apa? Artinya jika kita memanaskan air hingga 100 derajat celcius pada tekanan 1 atm, maka air itu akan menguap dan mendidih. Pada saat air menguap, maka yang terjadi adalah gelembung-gelembung disertai uap air bukan? Ya.
Nah, pada kasus pompa centrifugal di atas, pada jalur Suction (Input) pompa, terdapat perbedaan tekanan dengan jalur outputnya.
Perbedaan tekanan input dan output pompa
Tekanan pada jalur suction bisa jauh lebih rendah daripada tekanan output. Sekarang kan kita sudah tau, kalo pada tekanan 1 atm, air membutuhkan temperatur 100 derajat untuk bisa mendidih bukan? Nah, pada jalur suction ini, tekanan air bisa lebih rendah dari 1 atm, sehingga yang terjadi adalah titik didih air akan turun.
Katakanlah tekanan pada jalur suction adalah 0.5 atm, maka air di jalur suction (di bagian impeler) akan mulai menguap pada temperatur 50 derajat celcius. Ya gak? Iyaaa.
Atau kita katakan tekanan pada ruang impeler adalah 0.25 atm, maka air di ruang impeler ini akan menguap pada temperatur 25 derajat celcius!
Coba bayangkan, selama ini yang kita ketahui, untuk mendapatkan air panas agar bisa seduh kopi maka kita harus menyalakan kompor dan mendidihkan air pada suhu 100 derajat celcius bukan?, sedangkan pada ruang impeler dengan tekanan 0.25 atm, air sudah mendidih pada temperatur/suhu kamar kita.
Itulah jawaban kenapa air yang kita anggap dingin bisa mendidih di ruang impeler pompa.
Dan fenomena inilah yang dinamakan dengan istilah kavitasi. Sebagaimana pengertian di atas. Nih saya ulangi :
Kavitasi adalah fenomena di mana zat cair yang mengalir pada sebuah pompa mengalami penguapan disebabkan terjadi penurunan tekanan di bawah tekanan uap jenuhnya.
Lanjut. Ketika gelembung-gelembung air tersebut berpindah posisi dari bagian yang bertekanan rendah menuju yang bertekanan tinggi, katakanlah dari 0.35 atm menjadi 3 atm, maka gelembung tersebut akan pecah dan kembali menjadi air dingin.
Pecahnya gelembung udara tersebut terjadi pada ruang impeler. Pecahan-pecahan gelembung udara tersebut yang kemudian mengikis permukan impeler. Berikut ini contoh impeler yang terkena efek kavitasi.
Efek kavitasi pada impeler |
Nah loh,, berarti gak main-main dong ya yang namanya kavitasi, efeknya bisa sangat buruk bahkan merusak pompa air kita.
Lalu apa ciri-ciri dan efek yang akan terjadi jika pompa mengalami kavitasi?
Akibat terjadinya kavitasi pada pompa
- Akan menyebabkan suara berisik pada pompa
- Pompa akan mengalami vibrasi yang mana bisa memicu kerusakan terhadap seluruh unit pompa hingga prime mover (penggerak).
- Lama-lama akan mengikis dan merusak impeler dan dinding saluran.
- Menurunkan efisiensi pompa
Cara menghindari kavitasi
- Menghindari pemasangan head statis yang terlalu panjang. Artinya jalur hisap pompa jangan terlalu panjang, harus dibuat sedekat mungkin dengan pompa. Jika terpaksa harus dibuat panjang maka jalur hisap dibuat 1 kali lipat lebih besar dari output pompa. Artinya jika pada output pompa kita pake 1 inch pipa, maka pada jalur suction kita pake 2 inch. Hal ini dilakukan untuk mengurangi rugi gesekan pada sistem pompa.
- Hindari terlalu banyak belokan (Elbow) pada jalur hisap pompa. Hal ini akan semakin mengurangi tekanan pada jalur suction yang memungkinkan kavitasi mudah terjadi. Usahakan jalur suction lurus dengan pompa.